Mettler Toledo Autotitrator (Titrasi Potensiometri Automatik)
Selamat
malam blogger semua, saya ucapkan selamat datang bagi pembaca yang baru pertama
kali mengunjungi blog saya.
Malam
hari ini saya akan membahas tentang prinsip kerja dari sebuah alat laboratorium
yang menggunakan metode titrasi potensiometri. Kenapa kok saya membahas tentang
hal ini? Karena saya juga menyadari kalau bahasan ini susah dicari berdasarkan
pengalaman saya waktu buat makalah tentang ini. Susah mencari referensi tentang
prinsip kerjanya di internet, malah saya menemukannya di buku terbitan tahun
80-an. Padahal alat ini termasuk yang fundamental di laboratorium dan
aplikasinya sangat luas. So... untuk turut membantu memperbanyak referensi
tentang titrasi potensiometri saya akan membahasnya, menurut yang telah saya
pelajari. Bahasan tentang titrasi potensiometri ini agak spesifik ke alatr
autotitrator pabrikan mettler toledo yang sering dipakai dalam industri migas
termasuk di laboratorium Badak LNG.
MT Autotitrator |
Titrasi
Potensiometri pada dasarnya adalah titrasi untuk mengetahui potensal Hidrogen
atau pH dari suatu larutan. Dalam titrasi manual dan konvensional, kita
membutuhkan suatu reagen yang spesifik akan mengeluarkan warna dalam pH
tertentu, dan juga cara mendeteksinya menggunakan mata seorang analis. Hal ini
biasanya sering dilakukan di sekolah atau universitas untuk tujuan praktek.
Tetapi untuk skala industri hal ini sudah sangat jarang dilakukan.
Dalam
dunia industri titrasi potensiometri dilakukan dengan prinsip kerja yang sama
dengan titrasi potensiometri konvensional, hanya saja alat yang bekerja secara
otomatis. Mulai dari pengaduk, buret titrasi, memindahkan sampel, pendeteksian
titik pH, serta perhitungan volume titran semuanya dikerjakan oleh alat.
Prinsip kerjanya adalah mengukur pH berdasarkan beda potensial yang diukur oleh
ada di dalam sampel. Beda potensial per satu satuan pH adalah 60 miliVolt
dengan titik pH 7 atau pH netral sebagai titik nol, pH asam positif dan pH basa
negatif. Jadi misalnya: elektrode mendeteksi beda potensial dari sampel
adalah +120 mV, berarti pH sampel adalah = 7 - (+120/60) = 5.
Dalam
menggunakan MT Autotitrator dengan tujuan analisis hanya mengukur pH, maka
cukup dengan elektroda yang mendeteksi beda potensial dari sampel saja. Jika
tujuan analisis adalah mengukur kandungan suatu zat yang ada di dalam sampel,
maka dilakukan titrasi sampai titik pH yang telah diatur sebelumnya. jadi
misalnya: kita akan melakukan analisis kadar zat x dalam sampel yang tergolong
netral menggunakan MT Autotitrator dengan titik pH akhir adalah 4 (menurut zat
yang akan kita analisis), maka MT Autotitrator akan melakukan titrasi dengan
menggunakan titran asam, sampai pH sampel tadi menjadi pH 4, lalu titran akan
berhenti mengalir, volume titran yang digunakan ke sampel akan menjadi acuan
perhitungan seberapa banyak kandungan zat x yang ada di dalam sampel tadi.
Berikut adalah bagian bagian dari MT Autotitrator:
Membrane Pump |
Power Shower Rinsing Unit |
2. Power Shower Rinsing Unit adalah sebuah alat di titrator yang
berfungsi untuk membilas elektrode dari sampel yang mempunyai viskositas yang
tinggi.
TBox DR42 |
3. Tbox DR 42 adalah alat sejenis switch box untuk aktivasi secara
otomatis dari peralatan eksternal dari autotitrator seperti heater, stirrer,
solenoid valve, dan dispenser. Tbox DR42 mempunyai 2 input dan 4 output. Output
2 x 220/110V AC yang memungkinkan untuk aktivasi seluruh peralatan dengan
standar 220/110V AC.
Rondo Sample Changer |
5. Rondo Tower adalah Menara tempat berdirinya
PowerShowerTM Rinsing Unit, Detektor dan Stirrer. Berfungsi
sebagai lengan penyangga dari ketiga alat tersebut. Saat hendak memulai
analisis, tower akan menurunkan ketiga alat tersebut sampai tercelup ke dalam
sample dan ketika analisis selesai, tower akan mengangkat ketiga alat tersebut.
6. Elektrode MT Bagian ini adalah bagian terpenting
dalam autotitrator, karena elektrode menpunyai fungsi untuk mengukur potensial
Hidrogen secara terus menerus sekaligus mengirimkan signal ke buret untuk
menutup jika elektrode telah mencapai titik akhir pengukurannya. Jika terjadi
masalah dalam alat ini maka pengukuran dengan autotitrator tidak akan bisa
dilakukan.
7.
Autoburet. Bagian ini yang akan mengukur volume titran yang telah
dititrasi dalam sampel uji dan akan menjadi acuan perhitungan selanjutnya.
Buret dikendalikan oleh elektrode, jika elektrode belum mencapai titik akhir
deteksi maka buret akan terus mengalirkan titran. Dan akan menutup jika
elektrode telah mencapai titik akhir pengukuran. Buret ini terhubung dengan
penampunyan titran dan tower. Jadi ketika larutan titran telah dipakai untuk
pengukuran dan telah diukur volume yang terpakai, maka buret akan terisi lagi
oleh cairan titran dari penampungan secara otomatis dan siap untuk digunakan kembali
8. Display berfungsi menampilkan hasil dari
perhitungan dan menunjukkan beberapa pilihan perintah untuk dipilih. Display
inilah yang juga sebagai perbedaan dari titrasi manual. Display memungkinkan
analyst untuk mengkalibrasi alat, megatur set akhir pengukuran dan mencatat
hasil serta merekamnya di dalam alat untuk dijadikan referensi dalam pengukuran
selanjutnya.
Di
industri migas khususnya di Badak LNG, MT Autotitrator digunakan untuk tiga
tujuan analisis utama, pertama yaitu: menganalisis jandungan atau strength dari
aMDEA. Kedua adalah menganalisa pH dari air. Ketiga adalah menganalisa kandungan
bikarbonat dalam sampel air. Menganalisa strength dari aMDEA sangat penting
dilakukan untuk mengetahui performance dari solvent gas asam tersebut.
Demikian
bahasan saya tentang prinsip kerja Mettler Toledo Autotitrator (Titrasi
Potensiometrik Automatik) jika ada pertanyaan atau masukan, jangan sungkan
mengetiknya di kolom komentar, terima kasih :)
0 Response to "Mettler Toledo Autotitrator (Titrasi Potensiometri Automatik)"
Post a Comment